Kepemimpinan Menurut Sejarah.
— Ditinjau dari pengetahuan secara ilmiah, sejauh yang mampu
dilacak manusia,sejumlah hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pola-pola
kepemimpinan telah jadi pusat perhatian orang sejak lama, bahkan jauh sebelum
Nabi Isa dilahirkan.— Dari berbagai kepustakaan dapat diketahui bahwa tujuan utama
sistem pendidikan yang ada sejak zaman dahulu adalah untuk mencari dan mencetak
orang-orang yang bisa dijadikan pemimpin.
Kepemimpinan Dalam Organisasi.
Tadinya, orang mengira bahwa untuk mengisi kepiawaian seseorang,
apakah dia seorang pemimpin perusahaan, seorang kepala bagian atau pejabat
lainnya, cukup dengan memberikan yang bersangkutan serangkaian program
pendidikan atau pelatihan tentang ketrampilan teknis. Dasar pemikirannya :
sebagai pekerja mereka harus terampil dan kalau mereka sudah terampil
seharusnya mereka menjadi pekerja yang piawai. Akan tetapi kenyataannya tidak selalu demikian. Banyak kasus
yang menunjukkan betapa orang-orang yang sudah dilatih dan sudah dinyatakan
resmi sebagai sosok pejabat perusahaan yang terampil, ternyata sering kali melakukan hal-hal yang tidak baik. Dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh pakar dan pengamat,
dapat disimpulkan bahwa untuk menduduki suatu jabatan baik itu di lingkungan
pemerintahan, kemiliteran, bisnis ataupun organisasi lainnya, seseorang tidak
cukup dibekali dengan ketrampilan teknis semata. Ada hal lebih mendasar yang
juga harus dimiliki. Itu tidak lain “Kepemimpinan” Dengan kepemimpinan inilah, seorang pimpinan perusahaan, seorang
kepala bagian atau seorang pejabat lainnya akan dapat membawa kelompoknya ke
arah yang benar.
Kepemimpinan Diperlukan di Semua Tingkatan.
— Bahwa untuk bisa mencapai prestasi yang sempurna, setiap manusia
dari semua tingkatan sosial harus diberi kesempatan menjadi pemimpin. Pemimpin
bagi dirinya sendiri, pemimpin bagi lingkungannya atau pemimpin bagi unit
kerjanya. Pokoknya pemimpin bagi lingkup tanggung jawabnya masing-masing.
Kepemimpinan Untuk Semua Orang.
Pada hakikatnya semua orang adalah pemimpin, meski orang itu
tidak mempunyai kedudukan resmi sebagai pemimpin.
Kerancuan tentang pengertian jiwa kepemimpinan dengan
jabatan-jabatan kepemimpinan bahkan sering menimbulkan dampak ironis.Banyak kejadian yang memperlihatkan bahwa seseorang yang
memiliki kedudukan resmi sebagai pemimpin ternyata tidak memiliki jiwa dan
naluri kepemimpinan.Sebaliknya di sisi lain ada orang yang tidak memangku jabatan
resmi apapun namun karena jiwa kepemimpinannya tinggi, berhasil menjadi
pemimpintidak resmi yang diakui.— Mereka ini biasanya muncul dalam bentuknya sebagai tokoh-tokoh
kemasyarakatan, keagamaan atau bidang-bidang lain.
Adakah Kepemimpinan di Lingkungan Tak Terpelajar?—
Bahwa naluri dan jiwa kepemimpinan terdapat dimana-mana,
dikalangan mana saja meski itu kalangan miskin dan tidak terpelajar sekalipun.
Jiwa kepemimpinan tidak sama bahkan tidak ada hubungannya dengan latar belakang
pendidikan. Oleh sebab itu tidak ada alasan sama sekali bagi kita yang kurang
berpendidikan untuk berkecil hati atau merasa kurang percaya diri.
CARA
MEMPEROLEH KEPERCAYAAN
1.Ikut
sertakan team work anda dan tunjukkan kepada mereka bahwa anda menghargai
mereka
2.Tunjukkan
smart anda kepada komunitas anda, maka skill anda akan diketahui dan mereka
akan mempercayai anda.
3. Perlu
menjaga sportivitas sehingga pengikut anda yakin anda dipercaya sebagai
panutan.
4.
Aktivitas anda merupakan perwujudan dari upaya
pencapaian tujuan perusahaan/lembaga yang anda pimpin.
CARA
MEMBANGUN DAN MENGELUARKAN INTENSITAS DAN ENERGI
—1.Fokuskan
energi anda seperti intensitas sinar laser.
—2.Gunakan
sumberdaya yang benar untuk menghasilkan aliran energi.
—3.Daya pikir
anda adalah sumber energi utama dan
gunakanlah dengan tepat dan benar
—4.Ciptakanlah
iklim yang kondusif di lingkungan anda untuk membangun dan membangkitkan energi
positif— 5.Tidak boleh
arogan dalamsetiap pengambilan keputusan
6. Bersikaplah
terbuka dalam menghadapi permasalahan.
7.Lakukan
pengamatan kepada bawahan anda dan
berikan penilaian yang obyektif.
8.Amati proses
kerja kelompok secara cermat untuk perbaikan ke depan.
0 komentar