Case Study
Pemasaran Syariah at Solong Coffee.
Kisah sukses
sebuah warkop di Aceh yaitu SOLONG
Awal kisah,
warkop solong dulu nya bernama “jasa ayah” bertempat di ule kareng banda aceh. Yang
di dirikan oleh seorang H.Muhammad Saman atau yang lebih di kenal dengan Abu
Tolong. Kenapa di panggil Abu Tolong? Menurut cerita beliau sering sekali menolong
orang di sekitar nya sehingga julukan Abu Tolong melekat kepada nya. Abu tolong
ini memulai usaha warkop “jasa ayah” pada tahun 1974. Tahun berganti tahun
warkop “jasa ayah” ini berganti nama menjadi “Solong”. Kenapa di namakan
solong? Sampai sekarang tidak ada yang tau persis kenapa di ubah menjadi “Solong”.
Pada tahun 2002
nama SOLONG menjadi populer di masyarakat aceh tentunya. Pada tahun 2004 terjadi
bencana alam Tsunami Aceh dan meluluhlantakkan Aceh, Solong Coffee menjadi
satu2 nya warkop yang bertahan di saat itu. Solong Coffee menjadi tempat
bertemu nya korban2 Tsunami Aceh yang selamat, setiap sore nya warga aceh
menunggu korban2 Tsunami di Solong Coffee. Pada saat itu omset per hari Solong
Coffee bisa 25 juta per hari(kotor). Setelah Tsunami omset nya tidak lagi
sampai segitu.
Setelah beberapa
tahun setelah Tsunami Aceh tepat nya pada tahun 2009 Solong Coffee dibuka
cabang pertama tepat nya di Lampeneurut Banda Aceh.
Solong Coffee
sudah bertahan selama 40 tahun lebih. Mengapa warkop Solong Coffee bisa
bertahan selama itu?
Faktor keberhasilan
warkop Solong Coffee ialah:
1.
Fokus pada produk utama mereka yaitu kopi. Warkop Solong
Coffee dari tahun ke tahun terkenal dengan cita rasa kopi nya yang khas.
2.
Konsep warkop yang jelas dan menarik.
3.
Standar spesifik dan terjaga.
WITH COFFEE YOU
CAN DO MORE, itulah yang menjadi brand di Solong Coffee
kalo ke aceh ga
afdhal kalo belum ngopi di Solong Coffee.
Kesuksesan Solong
Coffee tidak terlepas dari seorang karyawan yang bernama “yusaini” atau sering
di sapa dengan “bg yus”. Yusaini mulai bekerja sebagai karyawan di warkop “jasa
ayah” dulu nya pada tahun 1999-2009. Sudah 10 tahun Yusaini bekerja sebagai
karyawan, genap 10 tahun Yusaini bekerja di warkop Solong Coffee atau dulu yang
bernama jasa ayah, dia mendapatkan kepercayaan menjadi Manager Solong Coffee. Tidak
mudah dia mendapatkan kepercayaan yang begitu besar, dia sudah berkali kali
mendapatkan tes kejujuran dari pemilik warkop dan dia pun LULUS. Sehingga dia
menjadi manager Solong Coffee sampai sekarang. Berkat kejujuran yang dia miliki
lah dia bisa menjadi seperti sekarang. Karena dalam bekerja kejujuran lah yang
menjadi nomor 1. Ketika dia merantau ke Banda Aceh dia tidak membawa uang
sepeser pun dia hanya memiliki kejujuran yang begitu besar.
Jujur sangat
penting dalam berbisnis (jujur ke pangkai, akai ke laba). Itulah konsep
bisnis yang di ajarkan oleh orang2 tua Aceh terdahulu.
Awal yang sangat
menyedihkan dan akhir yang mengembirakan. Begitulah kata2 yang pantas untuk
Yusaini, dialah seseorang yang hidup sederhana dari orang yang mula tidak
berada menjadi orang berkecukupan, dulunya beliau ketika diajak oleh seseorang
kerabatnya untuk bekerja di suatu tampat yaitu warkop kupi “jasa ayah” dia
berkata kepada kerabat nya, “saya harus mencuci pakaian dulu untuk bisa
berpenampilan baik disaat melamar untuk bekerja besok” begitulah dia berkata
kepada kerabat nya. Dia hanya memiliki hanya dua pakaian saja, sungguh begitu
susah kehidupan Yusaini pada saat itu.
Sekilas biografi
tentang Yusaini yang sekarang menjadi Manager Solong Coffee.
Lahir : Lambaet,
Aceh Besar 1 juni 1982
Anak kedua(lahir
kembar) dari pasangan Zulkifli dan Jauhari
Sempat menamatkan
pendidikan SMP Neg 1 Kuta Baro Aceh Besar.
Dia juga
mempunyai 2 orang anak dari Yusniar(28 tahun)
Dalam bekerja
Yusaini memiliki motivasi yaitu “Dalam bekerja dan berusaha saya juga punya
tujuan untuk menyenangkan kedua orang tua saya” begitu beliau berkata kepada
kami.
Dalam case study
kali ini saya dapat mengambil pembelajaran terbaik yaitu: kejujuran adalah
modal satu2 nya agar orang bisa sukses, tidak dengan uang tetapi dengan
KEJUJURAN. .
0 komentar