Senin, 09 Mei 2016

Cara berbisinis yang baik

Case Study Pemasaran Syariah at Solong Coffee.

Kisah sukses sebuah warkop di Aceh yaitu SOLONG

Awal kisah, warkop solong dulu nya bernama “jasa ayah” bertempat di ule kareng banda aceh. Yang di dirikan oleh seorang H.Muhammad Saman atau yang lebih di kenal dengan Abu Tolong. Kenapa di panggil Abu Tolong? Menurut cerita beliau sering sekali menolong orang di sekitar nya sehingga julukan Abu Tolong melekat kepada nya. Abu tolong ini memulai usaha warkop “jasa ayah” pada tahun 1974. Tahun berganti tahun warkop “jasa ayah” ini berganti nama menjadi “Solong”. Kenapa di namakan solong? Sampai sekarang tidak ada yang tau persis kenapa di ubah menjadi “Solong”.
Pada tahun 2002 nama SOLONG menjadi populer di masyarakat aceh tentunya. Pada tahun 2004 terjadi bencana alam Tsunami Aceh dan meluluhlantakkan Aceh, Solong Coffee menjadi satu2 nya warkop yang bertahan di saat itu. Solong Coffee menjadi tempat bertemu nya korban2 Tsunami Aceh yang selamat, setiap sore nya warga aceh menunggu korban2 Tsunami di Solong Coffee. Pada saat itu omset per hari Solong Coffee bisa 25 juta per hari(kotor). Setelah Tsunami omset nya tidak lagi sampai segitu.
Setelah beberapa tahun setelah Tsunami Aceh tepat nya pada tahun 2009 Solong Coffee dibuka cabang pertama tepat nya di Lampeneurut Banda Aceh.
Solong Coffee sudah bertahan selama 40 tahun lebih. Mengapa warkop Solong Coffee bisa bertahan selama itu?
Faktor keberhasilan warkop Solong Coffee ialah:
1.    Fokus pada produk utama mereka yaitu kopi. Warkop Solong Coffee dari tahun ke tahun terkenal dengan cita rasa kopi nya yang khas.
2.    Konsep warkop yang jelas dan menarik.
3.    Standar spesifik dan terjaga.
WITH COFFEE YOU CAN DO MORE, itulah yang menjadi brand di Solong Coffee
kalo ke aceh ga afdhal kalo belum ngopi di Solong Coffee.
Kesuksesan Solong Coffee tidak terlepas dari seorang karyawan yang bernama “yusaini” atau sering di sapa dengan “bg yus”. Yusaini mulai bekerja sebagai karyawan di warkop “jasa ayah” dulu nya pada tahun 1999-2009. Sudah 10 tahun Yusaini bekerja sebagai karyawan, genap 10 tahun Yusaini bekerja di warkop Solong Coffee atau dulu yang bernama jasa ayah, dia mendapatkan kepercayaan menjadi Manager Solong Coffee. Tidak mudah dia mendapatkan kepercayaan yang begitu besar, dia sudah berkali kali mendapatkan tes kejujuran dari pemilik warkop dan dia pun LULUS. Sehingga dia menjadi manager Solong Coffee sampai sekarang. Berkat kejujuran yang dia miliki lah dia bisa menjadi seperti sekarang. Karena dalam bekerja kejujuran lah yang menjadi nomor 1. Ketika dia merantau ke Banda Aceh dia tidak membawa uang sepeser pun dia hanya memiliki kejujuran yang begitu besar.
Jujur sangat penting dalam berbisnis (jujur ke pangkai, akai ke laba). Itulah konsep bisnis yang di ajarkan oleh orang2 tua Aceh terdahulu.

Awal yang sangat menyedihkan dan akhir yang mengembirakan. Begitulah kata2 yang pantas untuk Yusaini, dialah seseorang yang hidup sederhana dari orang yang mula tidak berada menjadi orang berkecukupan, dulunya beliau ketika diajak oleh seseorang kerabatnya untuk bekerja di suatu tampat yaitu warkop kupi “jasa ayah” dia berkata kepada kerabat nya, “saya harus mencuci pakaian dulu untuk bisa berpenampilan baik disaat melamar untuk bekerja besok” begitulah dia berkata kepada kerabat nya. Dia hanya memiliki hanya dua pakaian saja, sungguh begitu susah kehidupan Yusaini pada saat itu.
Sekilas biografi tentang Yusaini yang sekarang menjadi Manager Solong Coffee.
Lahir : Lambaet, Aceh Besar 1 juni 1982
Anak kedua(lahir kembar) dari pasangan Zulkifli dan Jauhari
Sempat menamatkan pendidikan SMP Neg 1 Kuta Baro Aceh Besar.
Dia juga mempunyai 2 orang anak dari Yusniar(28 tahun)
Dalam bekerja Yusaini memiliki motivasi yaitu “Dalam bekerja dan berusaha saya juga punya tujuan untuk menyenangkan kedua orang tua saya” begitu beliau berkata kepada kami.  

Dalam case study kali ini saya dapat mengambil pembelajaran terbaik yaitu: kejujuran adalah modal satu2 nya agar orang bisa sukses, tidak dengan uang tetapi dengan KEJUJURAN. .
Load disqus comments

0 komentar